Sabda Rasulullah saw : “Jika penduduk sorga telah
masuk sorga, maka berfirman Allah swt Yang Maha Luhur kemuliaan Nya :
“Ingin kah kalian Kutambahkan sesuatu lagi?”, maka mereka berkata :
“Bukankah telah Kau jernih dan membuat wajah kami bercahaya indah?,
bukankah telah Kau masukkan kami ke sorga?, dan telah Kau selamatkan
dari neraka?”, maka Rasul saw meneruskan : “Maka Allah membuka tabir
yang menghalangi mereka dengan Allah swt, maka tiadalah mereka diberi
suatu kenikmatan yang lebih mereka sukai dan nikmati dari memandang
pada Tuhan mereka Yang Maha Agung dan Luhur. (Shahih Bukhari)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
حَمْدًا
لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ
وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ
اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا
لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ
عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا
الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي هَذَا الْجَمْعِ اْلعَظِيْمِ .
Limpahan
puji kehadirat Allah, Maha Raja langit dan bumi Maha Penguasa tunggal
dan abadi, Maha melihat setiap perasaan, Maha mengubah segenap
kejadian, Maha membolak-balikkan keadaan dari kehinaan menuju kemuliaan
atau sebaliknya, dari kehidupan menuju kematian dan sebaliknya, dari
hati yang hidup menjadi hati yang mati, dosa kehinaan atau sebaliknya.
Kalimat
“Laa ilaaha illallah”, adalah sumpah
setia hamba kepada Allah dan juga sumpah setia Allah kepada hamba,
beruntunglah hamba-hamba yang memahami rahasia-rahasia kemuliaannya,
dan rahasia kemuliaan Allah itu sudah Allah buka dengan kalimat
selanjutnya
“Muhammadun Rasulullah”, itulah rahasia kalimat
“Laa ilaaha illallah”.
Penjuru barat dan timur, langit dan bumi tidak memahami rahasia kemuliaan kalimat
“Laa ilaaha illallah”
kecuali dengan tuntunan sayyidina Muhammad rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam. Sepanjang waktu dicipta hingga seluruh waktu
berakhir, tidak akan ada yang mencapai puncak pemahaman kalimat
“Laa ilaaha illallah”
kecuali dengan perantara nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Sungguh rahasia keluhuran kalimah itu terpendam dan ada pada tuntunan
pembawa ajaran
“Laa ilaaha illallah”, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Oleh sebab itu, tiadalah seorang hamba diakui kalimat tauhidnya
“Laa ilaaha illallah” kecuali dengan mengucapkan kalimat
“Muhammadun rasuulullah”.
Hal
ini bukan berarti mengkultuskan nabi atau mensejajarkan nabi Muhammad
dengan Allah subhanahu wata’ala, tetapi Allah ingin menunjukkan bahwa
kalimat tauhid
“Laa ilaaha illallah” belum sempurna kecuali telah dikenal dari utusan dan kekasih Allah, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Allah subhanahu wata’ala berfirman :
تَبَارَكَ
الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ،
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ
عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
( الملك : 1-2 )
“Maha
Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa
atas segala sesuatu, Yang menciptakan kematian dan kehidupan ntuk
menguji kalian, siapa di antara kalian yang lebih baik amalnya. Dan Dia
Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” ( QS. Al Mulk : 2-1 )
Dalam
ayat tersebut mengapa Allah terlebih dahulu menyebutkan kematian
daripada kehidupan ? karena pada hakikatnya hati seseorang itu mati
dahulu baru hidup, jika seseorang mengenal
“Laa ilaaha illallah Muhammadun Rasulullah”,
maka hiduplah hatinya, walaupun seseorang lahir dalam keadaan suci
namun ia tidak akan tertuntunkan kepada kehidupan yang luhur setelah
dewasa kecuali dengan mengikuti tuntunan kehidupan dari nabi kita
sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, atau para nabi yang
sebelum nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, atau para penerusnya
dari para ulama’ dan shalihin. Makna ayat tadi sangat dalam, bahwa
setiap manusia yang hidup akan menjadikan kematian itu sebagai
pelajaran, orang yang masih hidup banyak melihat orang lain meninggal,
dan patut ia sadari bahwa ia pun akan mengalami hal yang sama seperti
si mati atau akan senasib dengan si mati, namun nasibnya akan berubah
dengan besarnya keinginan untuk membenahi dirinya, karena Allah tidak
akan merubah keadaan suatu kaum kecuali mereka yang merubahnya
sendiri, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :
إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
( الرعد : 11 )
“Sesungguhnya
Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” ( QS. Ar Ra’d : 11 )
Dan
Allah telah menjajikan orang-orang yang berbuat baik akan dituntun
dalam keluhuran, dan dipermudah menuju jalan kemudahan dalam urusan
dunia dan akhirahnya, sebagaimana firman-Nya subhanahu wata’ala :
فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى ، وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى ، فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى
( الليل :5-7 )
“Adapun
orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan
membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), maka Kami kelak akan
menyiapkan baginya jalan yang mudah.” ( QS. Al Lail : 5-7 )
Hal
ini menunjukkan bahwa usaha kita dan amal baik kita akan membuat
Allah menambahkan kemudahan kepada kita, dan jika kita bersyukur atas
apa yang diberi oleh Allah maka Allah akan menambahnya, sebagiamana
firman-Nya:
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
( إبراهيم : 7 )
"Sesungguhnya
jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni'mat) kepada
kalian, dan jika kalian mengingkari (ni'mat-Ku), maka sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih.” ( QS. Ibrahim : 7 )
Maka
syukurilah apa yang ada pada diri kita maka Allah akan
menambahkannya, walaupun kehidupan kita sangat susah sekalipun maka
harus kita syukuri karena masih ada yang lebih susah daripada kita, jika
engkau mensyukurinya maka Allah akan memberi tambahan lebih dari apa
yang engkau miliki sekarang dengan tambahan kemudahan, keberkahan,
rahmat dan lainnya. Oleh sebab itu, kehidupan ini akan semakin mudah
jika kita mau bersyukur kepada Allah, semakin banyak seseorang besyukur
di siang dan malamnya maka akan semakin banyak pintu rahmat dan
kemudahan yang dibuka oleh Allah untuknya, satu sifat mulia ini membuka
untukmu berjuta-juta rahasia kemudahan dalam kehidupanmu di dunia dan
akhirah, sifat luhur yang diajarkan oleh sayyidina Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam akan membuka berjuta rahmat, keberkahan,
kemudahan dunia dan akhirah, belum lagi sifat luhur yang lainnya
seperti sabar.
Orang yang sabar, yang bisa menahan dan
mengendalikan amarahnya, ia tidak akan marah kecuali karena hak-hak
Allah. Jika berhubungan dengan hak-hak Allah subhanahu wata’ala maka
ia akan marah namun marahnya bukan karena emosi atau nafsunya, jika
marah karena emosi maka hal itu adalah dari bisikan syaithan. Maka
Jelaslah bahwa marah karena Allah itu adalah marah yang tidak
bertentangan dengan syariah muthahharah, tidak bertentangan dengan
tuntunan dan akhlak sang nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Bagaimana marahnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, jika marah
maka beliau akan diam, bukan dengan banyak bicara atau teriak-teriak
di jalan, sebagaimana sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam:
إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَاسْكُتْ
“ Jika salah seorang kalian marah maka diamlah ”
Seperti
itulah budi pekerti sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Oleh sebab itu kembalilah kepada tuntunan termulia, tersuci dan
teragung yang diajarkan kepada kita dari guru-guru kita, bukan sekedar
dari buku, bukan pula dari guru yang tidak jelas, tetapi dari
guru-guru yang shalih dan dari guru-gurunya yang shalih sampai pada imam
para shalihin, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Maka
fahamlah kita bahwa keberanian yang hakiki adalah jika kita bisa
menahan amarah kita, jika kita bisa menahan amarah kita maka Allah
subhanahu wata’ala memberikan kekuatan lebih kepada kita, bukan kekuatan
syaitan karena amarah yang bukan karena Allah maka kekuatan itu ada
bersama kekuatan syaitan.
Adapun marah karena Allah, jika
ia dicaci atau dimaki maka ia tidak akan bertambah emosi atau marah,
jika ia dicaci atau difitnah dia tidak akan emosi namun hanya menegur
balik saja, tetapi marah karena emosi ketika ia dicaci maka akan
semakin marah. Dalam riwayat disebutkan ketika peperangan disaat
Sayyidina Ali bin Abi Thalib kw mengangkat pedangnya untuk membunuh
seorang musuh yang sudah tidak berdaya itu, dan ketika orang itu
meludahi wajahnya, maka sayyidina Ali tidak jadi membunuhnya, kenapa?
karena khawatir jika beliau membunuhnya hanya karena emosi bukan
karena iman, sebab orang itu meludahinya. Namun ketika seseorang
selalu bersabar menahan amarahnya, dan ketika amarah itu memuncak maka
kekuatannya akan sangat dahsyat karena dia bersama Allah, sebagaimana
firman Allah subhanahu wata’ala :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
( البقرة : 153 )
“Wahai
orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.” ( QS.
Al Baqarah : 153 )
Oleh karena itu 313
pasukan ahlu Badr bisa mengalahkan ribuan pasukan kuffar quraiys yang
menyerang, mereka hanya bersenjatakan tongkat, tombak, dan batu
seadanya namun mereka bisa mengalahkan kuffar qurays, karena dibantu
demnga kekuatan Ilahi dengan turunnya 5000 malaikat untuk membantu
mereka. Adapun seseorang yang marah karena Allah, maka ia tidak akan
merasa takut kepada siapa pun, jika marah kepada seseorang karena
Allah maka dia akan langsung datang kepada orang itu dan
menyampaikannya, tidak berbicara di belakang, jika berbuat demikian maka
itu adalah pengecut.
Maka jika ada yang
salah pada diri saya dan jika punya keberanian datanglah langsung
kepada saya, jangan hanya berani bicara dari jauh, karena hal itu
adalah kelakuan orang yang pengecut, namun sudah saya maafkan tidak perlu repot seperti Gus Dur bilang
“yah biarin aja, gitu aja kok repot”.
Hadirin
hadirat tidak perlu tegang, majelis ini adalah majelis rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam yang tenang dan sejuk, jika ada
permasalahan sedikit kita bisa tegang namun segera tenang kembali.
Cuma jika ada permasalahan dengan majelis ini maka saya harapkan untuk
datang langsung kepada saya, jangan sekedar berbicara dari jauh.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Kita melihat dan memahami firman Allah subhanahu wata’ala :
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
( الملك : 2 )
“Yang
menciptakan kematian dan kehidupan ntuk menguji kalian, siapa di
antara kalian yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun.” ( QS. Al Mulk : 2 )
Bahwa
kehidupan kita ini sekedar cobaan dari Allah, dimana ada kenikmatan,
kesusahan, senang, sedih, sehat, sakit, pujian, cacian, fitnah, dan
lainnya, kesemua itu hanyalah cobaan dari Allah, dan yang paling baik
diantara manusia adalah yang paling baik amalannya. Namun kita beramal
baik pun semampu kita, dalam segala keadaan kita selalu berusaha
untuk berbuat baik, dalam keadaan sehat atau pun sakit kita selalu
berusaha untuk berbuat baik, maka Allah akan memberi balasannya.
Sebagaimana dalam surah Al Mulk, kita melihat bagaiamana Allah
subhanahu wata’ala menunjukkan betapa meruginya orang-orang yang lepas
dari tuntunan luhur sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam,
semoga Allah mengikat kita dengan sekuat-kuat tali dengan Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam, adapaun tali yang terkuat antara Allah dan
rasul-Nya adalah sanad keguruan.
Pegang guru
kita kuat-kuat, ikuti guru-guru kita selama mereka juga mengikuti
guru-guru mereka sampai kepada rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam. Sanad keguruan itu bagaikan mata rantai emas, yang jika
digerakkan satu mata rantai maka akan bergerak semua mata rantai yang
lainnya hingga ke ujung rantainya, sayyidina Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam, maka jika diganggu satu maka semua akan terganggu
sampai kepada rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka sungguh
Allah akan memuliakan orang-orang yang mencintai rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam dan sayyidatuna Fathimah Az Zahra’ RA.
Ada
pedang takdir di tangan dakwah sayyidina Muhammad yang lebih tajam
daripada pedang besi, pedang takdir itu mengerikan karena menghancurkan
nasib, bukan menghancurkan wajah atau badan. Pedang besi hanya bisa
menghancurkan badan, namun pedang takdir bisa menghancurkan kehidupan
dunia, barzakh, dan akhirah. Di Barzakh ada penjara yang lebih
menakutkan dari penjara di dunia, di barzakh pun ada kemiskinan yang
lebih menakutkan dari kemiskinan dunia, di barzakh juga ada musibah,
kesulitan dan jeritan yang lebih menakutkan dari musibah dan kesulitan
di dunia, di barzakh juga ada kemudahan, keluasan, ketenangan,
kemewahan, yang lebih indah daripada di dunia, terlebih lagi di akhirat
dimana penjaranya lebih menakutkan dan kemewahannya pun jauh lebih
menakjubkan. Allah subhanahu wata’ala berfirman :
إِذَا
أُلْقُوا فِيهَا سَمِعُوا لَهَا شَهِيقًا وَهِيَ تَفُورُ ، تَكَادُ
تَمَيَّزُ مِنَ الْغَيْظِ كُلَّمَا أُلْقِيَ فِيهَا فَوْجٌ سَأَلَهُمْ
خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيرٌ ، قَالُوا بَلَى قَدْ جَاءَنَا
نَذِيرٌ فَكَذَّبْنَا وَقُلْنَا مَا نَزَّلَ اللَّهُ مِنْ شَيْءٍ إِنْ
أَنْتُمْ إِلَّا فِي ضَلَالٍ كَبِيرٍ ، وَقَالُوا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ
أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصْحَابِ السَّعِيرِ ، فَاعْتَرَفُوا
بِذَنْبِهِمْ فَسُحْقًا لِأَصْحَابِ السَّعِيرِ ، إِنَّ الَّذِينَ
يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ
( الملك : 7-12 )
“Apabila
mereka dilemparkan ke dalamnya (neraka) meeka dengar suara tangis dan
isak dari dalam neraka yang mengerikan, sedang neraka itu
menggelegak, hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah.
Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir),
penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka: "Apakah belum
pernah datang kepada kalian (di dunia) seorang pemberi peringatan?",
Mereka menjawab: "Benar ada", sesungguhnya telah datang kepada kami
seorang pemberi peringatan, maka kami mendustakan(nya) dan kami
katakan: "Allah tidak menurunkan sesuatupun, kalian tidak lain
hanyalah di dalam kesesatan yang besar”, dan mereka berkata: "Sekiranya
dahulu kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya kami
tidaklah termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala, mereka
mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni
neraka yang menyala-nyala, Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada
Tuhannya yang tidak nampak oleh mereka, mereka akan memperoleh ampunan
dan pahala yang besar.” ( QS. Al Mulk : 7- 12)
Sungguh
kehinaan besar bagi penduduk neraka. Adapun orang-orang yang risau
tidak dimaafkan oleh Allah, risau jika cintanya tidak diterima oleh
Allah, risau jauh dari Allah, takut jika Allah murka atas dosa-dosanya
padahal mereka tidak melihat Allah, maka Allah akan memberikan
kemuliaan dan pahala yang agung untuk mereka atas kerisauan mereka dan
Allah memberi mereka pengampunan atas dosa-dosa mereka, semoga kita
termasuk ke dalam kelompok mereka, amin. Allah subhanahu wata’ala
berfirman :
فَلَا أُقْسِمُ بِرَبِّ الْمَشَارِقِ
وَالْمَغَارِبِ إِنَّا لَقَادِرُونَ ، عَلَى أَنْ نُبَدِّلَ خَيْرًا
مِنْهُمْ وَمَا نَحْنُ بِمَسْبُوقِينَ ، فَذَرْهُمْ يَخُوضُوا
وَيَلْعَبُوا حَتَّى يُلَاقُوا يَوْمَهُمُ الَّذِي يُوعَدُونَ
( المعارج : 40-24 )
“Maka
Aku bersumpah dengan Tuhan Yang memiliki timur dan barat,
sesungguhnya Kami benar-benar Maha Kuasa untuk mengganti (mereka)
dengan kaum yang lebih baik dari mereka, dan Kami sekali-kali tidak
dapat dikalahkan, maka biarkanlah mereka tenggelam (dalam kebatilan) dan
bermain-main sampai mereka menjumpai hari yang diancamkan kepada
mereka.” ( QS. Al Ma’aarij : 40-42 )
Allah
mampu mencabut kenikmatan yang ada pada manusia, baik itu kenikmatan
secara zhahir atau bathin, namun Allah tidak terburu-buru untuk
melakukan hal itu. Kita melihat banyak orang yang pendosa semakin hari
keadaannya bertambah makmur, mereka yang tidak mau bersyahadat justru
keadaannya semakin dimudahkan, namun ingat Allah Maha Mampu mencabut
semua kenikmatan atau kebaikan yang ada pada mereka, akan tetapi Allah
biarkan mereka tetap lalai dan bermain-main dalam kebathilan hingga
datang hari yang telah dijanjikan Allah untuk mereka, sehingga
keadilan akan ditegakkan di hari itu. Jadi jangan cemburu dengan
pendosa yang banyak maksiat namun dilimpahi kenikmatan berupa keluasan
rizki, karena di hari yang telah dijanjikan kelak akan berlaku
keadilan yang sesungguhnya. Beruntunglah orang-orang yang hadir di
majelis dzikir, karena kelak keadaan akan berbeda dengan keadaan
sekarang.
Sekarang banyak orang yang meremehkan dan
mentertawakan orang-orang yang hadir di majelis dzikir, namun kelak di
hari kiamat orang-orang yang yang dahulu selama di dunia menertawakan
orang-orang muslim, seperti orang yang berkata :
“ngapain hadir terus di majelis dzikir, dzikir dan dzikir aja, kapan mau maju!!”
misalnya , maka orang yang seperti itu kelak akan ditertawakan di
hari kiamat. Tentunya sungguh beruntung orang-orang yang mempunyai
kepedulian kepada saudara sesama, teman, tetangga, jika kita melihat
orang tua kita belum mau mengerjakan shalat, maka jangan dibenci, namun
dibimbing dan diajak untuk melakukan shalat, dengan berbuat baik
kepada mereka dengan cara apapun misalnya dengan membawakan makanan
atau minuman kesukaannya, jika mereka memarahi atau mencaci maka
perlakukan mereka dengan lebih baik lagi, jangan justru ditegur dengan
kasar, misalnya dengan berkata :
“malu punya bapak ngga mau shalat”,
maka hal yang seperti ini akan semakin membuatnya enggan dan lebih
jauh, maka berilah peringatan tapi jangan sampai membuat orang semakin
jauh, peringati dengan cara yang baik, misalnya dengan membawakan
makanan kesukaan ayahnya lalu beranjakklah untuk shalat, dan ketika
ditanya :
“kamu ngga makan?”, maka jawab :
“ saya shalat dulu ayah”,
maka hal yang seperti itu tanpa kita sadari hal itu adalah cara yang
baik untuk member peringatan kepada orang tua kita untuk shalat. Maka
semua yang ada disekitar kita, keluarga, anak, istri, suami, saudara
dan yang lainnya semua itu adalah tangga untuk kita mencapai
keluhuran, sebagai pewaris dan penerus sayyidina Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam. Jika rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ada
bersama kita, maka beliau yang akan mendakwahi keluarga kita, namun
beliau telah mengembankan tugas kepada kita, sebagaimana sabda beliau
shallallahu ‘alaihi wasallam :
بَلِّغُوْا عَنِّيْ وَلَوْ آيَةً
“ Sampaikanlah (apa-apa) dariku walaupun satu ayat ”
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Sampailah kita pada hadits luhur ini, rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِذَا
دَخَلَ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ قَالَ يَقُولُ اللَّهُ تَبَارَكَ
وَتَعَالَى تُرِيدُونَ شَيْئًا أَزِيدُكُمْ فَيَقُولُونَ أَلَمْ
تُبَيِّضْ وُجُوهَنَا أَلَمْ تُدْخِلْنَا الْجَنَّةَ وَتُنَجِّنَا مِنْ
النَّارِ قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَكْشِفُ الْحِجَابَ
فَمَا أُعْطُوا شَيْئًا أَحَبَّ إِلَيْهِمْ مِنَ النَّظَرِ إِلَى
رَبِّهِمْ عَزَّ وَجَلََّ
“Jika penghuni surga
telah masuk surga, maka Allah subhanahu wata’ala berfirman (kepada
mereka): “Apakah kalian ingin Kutambahkan sesuatu?” Maka mereka
menjawab: “Bukankah Engkau telah putihkan wajah-wajah kami? Bukankah
Engkau telah masukkan kami ke dalam surga dan selamatkan kami dari api
neraka?” Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda: “Maka
disingkaplah tabir, sehingga penduduk surga tidak memperoleh sesuatu
yang lebih mereka sukai daripada memandang wajah Rabb mereka
Allah’Azza wa Jalla.”
Ketika Allah telah memasukkan hamba-hamba ke dalam surga, maka Allah bertanya kepada mereka :
“Maukah kalian Kutambahkan kenikmatan yang lain?”, maka penduduk surga berkata :
“ Kenikmatan apa lagi yang akan Engkau berikan, Kau telah mengampuni
dosa-dosa kami, Kau telah menyelamatkan kami dari neraka, dan memasukkan
kami ke dalam surga dan kekal di sana, kenikamtan apalagi selain
semua ini?”, semua kenikmatan dan apa yang didambakan
oleh manusia ada disana, bahkan jauh lebih indah keindahan-keindahan
yang pernah ada, sebagaimana firman Allah dalam hadits qudsy riwayat
Shahih Al Bukhari :
أَعْدَدْتُ لِعِبَادِيَ الصَّالِحِيْنَ مَا لَا عَيْنٌ رأَتْ وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ
“
Kusiapkan untuk hamba-hambaKu yang shaleh apa-apa (kenikmatan) yang
tidak pernah terlihat oleh mata, tidak pula terdengar oleh telinga,
ataupun terlintas di hati seorangpun.” (Shahih Bukhari)
Ketika
itu Allah membuka tabir penghalang antara mereka ( penduduk surga)
dengan Allah, maka mereka tidak menemukan anugerah yang lebih agung
dari memandang keindahan dzat Allah. Diriwayatkan bahwa tabir yang
menutup antara hamba dengan Allah itu berjumlah 70 tabir, diamana tabir
itu adalah paduan antara cahaya, air dan tanah, di dalam tafsir Al
Imam Ibn Katsir disebutkan bahwa tabir itu adalah paduan antara air
dengan cahaya, dimana ketika tersingkap satu tabir saja maka leburlah
gunung Turisinia, cahaya Allah subhanahu wata’ala sangat berwibawa dan
berkuasa. Diriwayatkan di dalam tafsir Al Imam At Thabari , riwayat
ini tidak shahih namun menjadi penjelas untuk hadits ini, dimana kelak
di surga ketika penduduk surga berkumpul, datanglah seseorang yang
penuh dengan cahaya, maka orang-orang melihat dan berkata :
“siapakah yang datang?”, maka berkatalah para malaikat :
“Adam, abu albasyar”, (dia nabi adam, ayah semua manusia) kemudian dia duduk di singgasana yang terbuat dari cahaya.
Lalu
datang lagi seseorang yang penuh dengan cahaya, dialah nabi Ibrahim
khalilullah, demikian para-para nabi datang kemudian duduk di
singgasana-singgasananya masing-masing, adapun para shalihin duduk di
atas dipan-dipan cahaya dan para penduduk surga yang lainnya duduk di
hamparan misk. Maka di saat itu datanglah seorang yang membawa seluruh
cahaya yang pernah datang dari para nabi-nabi sebelumnya, siapakah dia?
Muhammad rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, kemudian beliau
duduk di singgasana terdepan. Maka ketika itu terdengarlah suara
“Marhaban bi’ibaadi wazuwwari/ selamat datang para hamba-Ku dan para tamu-Ku”,
kemudian berhembuslah angin yang beraroma minyak wangi yang bercampur
gerimis-gerimis kecil yang mewangikan tubuh-tubuh penduduk surga,
dimana aromanya belum pernah tercium sebelumnya dan tidak akan pernah
hilang selama-lamanya. Kemudian terdengar lagi suara :
“Marhaban bi’ibaadi wazuwwari/ selamat datang para hamba-Ku dan para tamu-Ku” lalu dibagikann kepada mereka (penduduk surga) pakaian-pakaian yang terbuat dari cahaya. Kemudian Allah berfirman :
“Marhaban bi’ibaadi wazuwwari/ selamat datang para hamba-Ku dan para tamu-Ku”,
maka dihidangkan kepada mereka makanan dan minuman yang kelezatannya
belum mereka rasakan sebelumnya. Kemudian Allah subhanahu wata’ala
memerintahkan malaikat untuk membuka tabir penghalang , maka tabir pun
terbuka kemudian Allah berfirman :
“Assalamu’alaikum yaa ‘ibaadii unzhuruu ilayya / salam sejahtera untuk kalian wahai hamba-hamba-Ku, pandanglah Aku”,
maka tatkala para hamba memandang dzat Allah mereka roboh dan
bersujud, seluruh istana dan pepohonan di surga berguncang karena
kewibawaan keindahan dzat Allah ketika tabir itu tersingkap, maka Allah
berfirman :
“angkatlah kepala kalian, ini bukanlah tempat beramal namun tempat pembalasan kebaikan”.
Dan
diriwayatkan ketika hamba yang paling terakhir keluar dari api neraka
setelah puluhan ribu tahun terpendam dalam api neraka, ia terus
menyeru
“ Ya Hannan Ya Mannan “, maka setelah beberapa lama Allah berkata kepada Jibril :
“wahai Jibril temukan hamba-Ku itu” maka JIbril berkata :
“wahai Allah, dia berada di dasar neraka tertindih batu-batu neraka”, Allah berfirman :
“angkat dan keluarkan dia”,
maka dia pun dikeluarkan dari neraka setelah puluhan ribu tahun
berada di dalamnya, tubuhnya hangus karena telah beribu kali hancur di
dalam api neraka, maka setelah Allah menampakkan keindahan dzat-Nya
kepada hamba itu maka Allah bertanya :
“wahai hamba-Ku, berapa lama engkau berada di dalam neraka?”, ia menjawab :
“aku belum pernah masuk ke dalam neraka wahai Allah”.
Dia lupa dengan pedihnya siksaan di neraka yang ribuan tahun karena
memandang keindahan Allah. Sebagaimana Allah subhanahu wata’ala
berfirman :
وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ ، إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ
( القيامة : 22- 23 )
“Wajah-wajah (orang-orang mu'min) pada hari itu berseri-seri, kepada Tuhannyalah mereka melihat.” ( QS. Al Baqarah : 22-23 )
Oleh sebab itu rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selalu berdoa:
اَللّهُمَّ ارْزُقْناَ النَّظَرَ إِلَى وَجْهِكَ اْلكَرِيْمِ
“ Ya Allah karuniakanlah kepada kami untuk memandang wajah-Mu yang mulia ”
Diriwayatkan
ketika semua hamba telah masuk ke dalam surga dan ada diantara mereka
yang masih cemberut dan bersedih, setelah ditanya mereka menjawab :
“ kami belum memandang tuhan kami” , maka Allah berfirman :
“ wahai para malaikat-Ku, angkatlah tabir yang menghalangi-Ku dengan mereka”, maka para malaikat berkata :
“wahai Allah, dahulu mata-mata mereka selalu berbuat maksiat, dan tidaklah pantas memandang keindahan dzat-Mu”, Allah menjawab :
“Angkatlah tabir itu, dahulu mata mereka pernah menangis karena rindu
ingin berjumpa dengan-Ku, maka biarkan mereka melihat keindahan-Ku”.
Maukah engkau melihat keindahan Allah?!, sungguh Allah Maha Melihat
sanubari kita, melihat perasaanmu dan apa yang terlintas dalam benakmu
saat mendengar rahasia keindahan memandang Allah, sungguh orang yang
meminta kepada Allah untuk dihalalkan matanya memandang keindahan Allah,
maka niscaya cahaya keluhuran Allah akan berpijar di wajahnya, di
sanubarinya, di dalam kehidupannya, doa-doanya, cita-citanya, kesemuanya
remeh dihadapan Allah dibandingakan rindu kehadirat-Nya, semua
kesuliatan akan disingkirkan oleh Allah selama dalam jiwa kita ada rindu
kehadirat-Nya. Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam hadits qudsy
riwayat Shahih Al Bukhari :
مَنْ أَحَبَّ لِقَائِيْ أَحْبَبْتُ لِقَاءَهُ مَنْ كَرِهَ لِقَائِيْ كَرِهْتُ لِقَاءَهُ
“
Barangsiapa yang ingin perjumpaan denganKu maka Aku pun rindu
berjumpa dengannya, barangsiapa yang benci untuk berjumpa denganKu Aku
pun benci berjumpa dengannya ”
Maka
jawablah rindu Allah dengan shalat 5 waktu, sempurnakan shalat 5 waktu
kita begitu juga dengan shalat-shalat sunnah yang lainnya, shalat
Jum’at usahakan jangan sampai ditinggalkan. Banyak muncul pertanyaan di
forum, dimana dia bekerja sip siang sehingga tidak bisa shalat Jum’at,
maka usahakan 2 minggu sekali jika tidak bisa seminggu sekali, jika
tetap tidak bisa usahakan 3 minggu sekali, jangan sampai lebih dari
itu, namun jika kita terjebak dengan kebutuhan primer maka lebih baik
mencari pekerjaan yang lain, daripada harus mengorbankan shalat jum’at
apalagi mengorbankan shalat fardhu. Namun jika terjebak dengan
kebutuhan primer maka teruslah berusaha semaksimal mungkin hingga
mendapatkan pekerjaan lain yang lebih baik.
Semoga hamba
yang masih terjebak dalam hal ini diberi kemudahan oleh Allah, amin.
Begitu pula kaum wanita, jika dalam pekerjaan dituntut untuk tidak
memakai jilbab, maka carilah pekerjaan yang lain, dan jika terjebak
dengan kebutuhan primer, apabila dengan tidak bekerja akan banyak yang
kesusahan maka perbanyaklah istighfar dan teruslah berusaha dan
berdoa untuk mendapatkan pekerjaan yang lain. Semoga mereka yang masih
terjebak dalam pekerjaan seperti itu diberikan jalan keluar oleh
Allah subhanahu wata’ala berupa kemudahan, kemakmuran dan keluasan
rizki, amin.
Demikian hal-hal yang luhur yang perlu kita
fahami. Maka demi rahasia kerinduan kepada Allah subhanahu wata’ala,
kita berdoa semoga acara kita Selasa,15 Februari tepatnya tanggal 12
Rabi’ul Awal 1342 H yang akan datang sukses. Beberapa hari yang lalu
saya berkunjung ke Jawa Timur, dan Kiyai Idris pimpinan pon-pes
Lirboyo, beliau siap untuk hadir majelis di Monas, beliau berkata
meskipun beliau sakit sekali pun beliau akan paksakan hadir
insyaallah. Beliau mempunyai 9000 santri yang masih belajar di sana,
adapun alumninya telah mencapai lebih dari ratusan ribu, karena tiap
tahunnya mengeluarkan ribuan santri, dan beliau juga berkata bahwa
setiap bulan Ramadhan beliau mengutus 1000 santri untuk berdakwah ke
daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan lainnya untuk mengajarkan ummat
masalah shalat, puasa, zakat dan lainnya. Sungguh indahnya tarbiyah
yang ada di sana, beliau juga termasuk salah satu tokoh ulama’ yang
tersepuh yang masih ada di Jawa Timur.
Begitu juga KH.
Abdullah Faqih Langitan, beliau pun siap untuk hadir majelis di Monas
insyaallah, usia pesantren beliau sudah lebih dari 160 tahun, dan
cabangnya mencapai ribuan dan telah sampai ke Thailand, puluhan ribu
kiyai alumni langitan, diantaranya almarhum K.H. Khalil Bangkalan
sesepuh Madura, beliau juga adalah alumni pesantren langitan Tuban.
Setelah saya menyampaikan tausiah ketika kunjungan saya ke Langitan,
maka saya menyampaikan undangan acara di Monas dan beliau berkata
bahwa beliau akan hadir majelis di Monas insya Allah, dan tadi beliau
menghubungi dan berkata bahwa beliau akan berangkat 2 hari sebelum
acara. Dan K.H Abdullah Mukhtar Sukabumi juga sudah konfirmasi untuk
hadir, dan juga K.H Ma’ruf Amin juga akan hadir. Semoga acara akbar
kita sukses, dan menjadi maulid terbesar di dunia dan membawa rahmah
bagi bangsa kita, wilayah kita dan seluruh penjuru dunia, amin.
Insyaallah rahasia keluhuran ini segera berpijar di wilayah-wilayah
sekitar, isyaallah Kuala Lumpur segera fath, Banjarmasin, Denpasar dan
wilayah-wilayah lainnya segera fath, amin allahumma amin.
Ayo,
siapa lagi yang mau mendaftar untuk menjadi crew, karena kemungkinan
ratusan atau bahkan ribuan bis yang akan hadir dari berbagai wilayah
Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat menuju ke Monas karena para kiyai
mereka akan hadir di sini. Dan acara ini insyaallah tidak akan
berlangsung lama, kira-kira 1,5 atau 2 jam saja, maka sampaikan kepada
teman-teman dan kerabat kita untuk datang jauh sebelum acara dimulai.
Acara akan dimulai jam 07.30 atau jam 08.00, karena pengalaman tahun
lalu yang semestinya jam 07.30 suasana masih adem, namun saat itu
keadaan sudah panas seperti jam 12.00 siang, mungkin karena terlalu
kencang doa kita sehingga jadinya kepanasan, kalau orang-orang pinggir
bilang “pawangnya kelewatan”. Insyaallah acara ini sukses dan tidak
akan turun hujan tetapi hujan rahmat, tidak pula panas matahari namun
matahari pengampunan dan rahmat yang Allah terbitkan untuk kita.
Di
tahun 2008 Lafadz Allah muncul di saat dzikir, semoga Allah subhanahu
wata’ala munculkan di dalam sanubari kita, amin allahumnma amin. Kita
berdoa semoga Allah menghapus seluruh dosa-dosa kita, seluruh wajah
yang hadir di malam hari ini sekitar 50 ribu muslimin muslimat
mengangkat tangan untuk memohon pengampunan-Mu ya Allah atas segala dosa
dan kesalahan, dan Engkau benahi segala kekurangan dan kelemahan,
maka kami titipkan segala dosa kami di samudera pengampunan-Mu, dan
kami titipkan masa depan kami, sisa usia kami, sisa nafas kami, yang
tidak kami ketahui berapa jumlah nafas yang tersisa, berapa jumlah
hari kehidupan kami yang tersisa, maka kesemua itu kami titipkan hanya
kepada-Mu ya Allah…
َقُوْلُوْا جَمِيْعًا
Ucapkanlah bersama-sama
يَا
الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ
إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ...لاَ إِلهَ
إِلَّا الله رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ...لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ
السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ...مُحَمَّدٌ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ
عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ
اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ.\
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Tidak
lupa kita doakan ayahanda kita Al Habib Abdurrahman Al haddad, semoga
dilimpahi rahmat dan keberkahan oleh Allah subhanahu wata’ala, kelak
kembali ke Kuala Lumpur dengan segala pertolongan dari Allah subhanahu
wata’ala untuk menegakkan bendera fath di Malaysia khususnya di Kuala
Lumpur dan sekitarnya, amin allahumma amin. Dan semua yang hadir para
ulama’ dan habaib semoga dilimpahi rahmat dan keluhuran oleh Allah
subhanahu wata’ala, amin allahumma amin. Selanjutnya qasidah
“Muhammadun” kemudian doa penutup oleh Al Habib Hud bin Muhammad Baqir Al Atthas, tafaddhal masykuraa