Minggu, 18 November 2012

kemajuan desa

KEPEMIMPINAN H Tukimin Noto Wicaksono nampaknya menjadi salah satu faktor yang cukup menentukan terhadap kemajuan semua lini di Desa Ngaluran Kecamatan Karanganyar. Berbekal pengalaman memimpin KSP Karya Niaga dan Koperasi Veteran, miliarder yang menjabat Kades Ngaluran sejak 2008 ini terus mengupayakan kemajuan desa dengan menerapkan konsep-konsep ekonomi kerakyatan.

“Saya pikir, desa akan maju dengan sendirinya manakala tingkat kesejahteraan masyarakatnya memadai. Tentu saja hal itu harus pula diimbangi dengan tingginya semangat kekeluargaan masyarakat, serta dukungan fasilitasi pemerintah baik yang berbentuk kegiatan fisik maupun pembinaan,” kata H Tukimin.
Dia mengaku tergerak menerapkan konsep tersebut lantaran memiliki pengalaman yang cukup matang menyangkut perkoperasian. Tahun 2001, bersama 25 orang kerabat dekat ia mendirikan KSP Karya Niaga hanya dengan modal Rp 2,5 juta. Berkat kerja keras, asetnya kini mencapai Rp 50 milyar dan telah membuka 17 kantor pelayanan.
Menurut pria kelahiran 6 Maret 1959 ini, konsep sederhana yang ditunjang dengan pengalaman matang akan membawa kemajuan desa. Keyakinan itu pun ia imbangi dengan kerja nyata. Selain getol mendorong warga untuk membuat lembaga koperasi, langkah lain yang ia lakukan adalah menanamkan jiwa kewirausahaan kepada kelompok penduduk berusia produktif. Ia langsung melakukan pendekatan ke kalangan muda, para petani, juga perajin kerupuk.
“Pada awal menjabat saya lihat karang taruna desa tengah tertidur pulas. Nyaris tak ada aktifitas, maklum kepengurusan dan keanggotaannya saat itu memang amburadul. Dengan keyakinan bahwa sebenarnya para pemuda desa memiliki banyak potensi, sayapun langsung melakukan perombakan. Alhamdulilah keyakinan saya tidak meleset. Kini pemuda karang taruna telah bangkit dan mampu menjalankan berbagai kegiatan yang berpotensi membawa kemajuan desa,” ungkap H Tukimin.    
Setelah berhasil mendorong para pemuda, bapak dari Kharisma Minatasa SFarm Apt dan dr Lusiana Dwi Agustina ini juga mengarahkan para pelaku usaha di bidang pertanian maupun UMKM untuk membentuk koperasi. Adapun untuk menyentuh kalangan perempuan, ia lebih memfungsikan peran Ketua PKK Desa, Hj Ery Supraptini SPd MPd, yang tak lain istri tercintanya.
“Saya jelaskan tentang apa saja manfaatnya, serta berbagai kemudahan dari pemerintah yang bisa diserap warga melalui lembaga koperasi. Akhirnya merekapun turut dengan saran saya. Dan tak berapa lama kemudian mereka telah merasakan manfaatnya. Banyak petani yang bahkan juga sukses menekuni usaha peternakan sapi, kambing maupun mengembangkan kolam lele,” ujarnya.
Gerakan ‘mbangun deso’ melalui konsep ekonomi kerakyatan terus dikampanyekan ke sejumlah kelompok pengajian, serta berbagai kegiatan PKK juga pos yandu. Prinsipnya, dorongan untuk membentuk lembaga koperasi selalu menjadi materi pokok yang tak henti-hentinya disampaikan ke masyarakat.

Capaian
Setelah dijalankan sekian waktu, konsep yang dicetuskan H Tukimin terbukti mampu membawa perubahan yang cukup berarti. Misalnya saja, pemuda karang taruna yang semula mati suri kini justru sukses menjalankan usaha perikanan, serta mampu menyelenggarakan PKBM untuk kajar paket B dan C. Mereka juga mengembangkan usaha penyedia jasa sinoman.
Lebih dari itu, pembangunan infrastruktur desa dan berbagai sarana publik berjalan semakin pesat. Tiga tahun terakhir pembangunan fisik yang dilaksanakan mencakup betonisasi jalan desa, peningkatan jalan menuju sawah, pembuatan talut dan jembatan, serta pemasangan gorong-gorong. Selain itu juga pembuatan embung dan melanjutkan pembangunan dua masjid.
“Pembangunan embung dibiayai pemerintah pusat. Adanya embung itu sangat membantu warga, terutama saat kemarau. Selain untuk meningkatkan produktifitas pertanian, embung dimanfaatkan pula sebagai sumber baku air yang dikelola pamsimas. Ke depan warga bisa menikmati air bersih layaknya pelanggan PDAM,” katanya.
Kades yang juga aktif sebagai pengurus Pramuka Kwarcab Demak ini juga mengaku peduli terhadap bidang pendidikan. Maka dari itu, ia pun mendirikan perpustakaan desa. Referensi buku yang disediakan cukup lengkap sehingga bukan sebatas meningkatkan minat baca masyarakat namun keberadaannya juga turut mendukung studi kalangan pelajar.
H Tukimin menandaskan, untuk melaksanakan seluruh pembangunan pihaknya memanfaatkan dana dari berbagai sumber. Di antaranya dari APBN, APBD kabupaten, hasil lelang bondo deso, serta swadaya masyarakat. Hasil lelang bondo deso berupa sawah seluas 23,9 hektar, nilainya mencapai Rp 500 juta.
“Kemajuan desa ini bukan hasil kerja saya sendirian. Ada 12 perangkat termasuk sekdes dan tentu pula seluruh warga yang telah berjuang bersama membawa Desa Ngaluran menuju ke kemakmuran,” tandas Tukimin.
Iapun berpesan agar dalam menjalankan fungsi kelembagaan, para pengurus koperasi di Ngaluran selalu patuh pada aturan yang berlaku, di antaranya rutin mengadakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) setiap tahun. Ia tak ingin koperasi yang sudah berjalan akan mengalami kemunduran.
“RAT merupakan bentuk pelaksanaan tanggung jawab pengurus kepada anggota, sekaligus menjadi forum untuk melakukan evaluasi sehingga bisa diketahui apakah koperasi kita mengalami kemajuan ataukah justru mundur. Intinya, saya ingin seluruh koperasi di Ngaluran semakin jaya,” pungkasnya. (Anang)

klik sumbernya berita ini 

Minggu, 11 November 2012

ketahui sebenarnya harta dunia

Cinta adalah kesadaran diri, perasaan jiwa dan pendorong hati yang menyenangkan seseorang terpaut hatinya kepada apa yang dicintainya dengan penuh semangat dan rasa kasih sayang.

Menurut Imam al-Ghazali cinta dunia adalah pangkal dari segala dosa. Dunia tidaklah sama dengan harta dan tahta. Harta dan tahta hanyalah bagian terkecil dari kehidupan dunia yang amat luas itu.

Kehidupan dunia adalah kondisi obyektif sebelum meninggalkan dunia. Sedangkan akhirat adalah kondisi obyektif setelah meninggal. Apapun isi kehidupan yang dihadapi sebelum meninggal, maka itu adalah kehidupan dunia, kecuali ilmu pengetahuan, ma'rifat dan kebebasan.

Kehidupan duniawi itu amat variatif. Apa yang ada setelah kematian, juga merupakan wahana kenikmatan, bagi yang memiliki mata hati. Tetapi wahana setelah meninggal itu bukanlah dunia, walaupun muncul di dunia.

Kepentingan manusia terhadap bumi itu pun bervariasi, bergantung pada sisi bumi itu sendiri. Tanahnya secara umum dimanfaatkan oleh manusia sebagai tempat tinggal dan kebun. Tetumbuhannya sebagai obat dan makanan. Barang tambangnya sebagai sumber devisa, bahan-bahan produksi dan berbagai peralatan. Sedangkan binatang-binatang difungsikan sebagai alas kendaraan dan bahan makanan.

Adapun manusia itu sendiri berperan sebagai khalifah Allah yang bertugas memakmurkan bumi dengan melakukan berbagai kebajikan dan mengembangkan keturunan. Namun di balik semua itu berbagai ancaman terselubung terhadap batin, berupa kedengkian, kesombongan, riya', berfoya-foya, cinta dunia dan gila sanjungan.

Sementara kekayaan fisik adalah dunia lahiriah. Kesibukan manusia untuk memakmurkan dan mengelola dunia melalui industri dan profesi, yang membuat manusia sibuk sehingga lupa diri, lupa prinsip dan kehilangan makna hidup.

Menurut Imam al-Ghazali kesibukan itu muncul akibat dua kaitan: pertama, ketergantungan hati karena cinta dunianya, dan kedua, ketergantungan fisik dengan sibuk mengolahnya.

Itulah hakikat dunia, mencintainya merupakan pangkal dari segala dosa. Padahal dunia diciptakan semata sebagai bekal menuju akhirat. Hanya saja gemerlap dunia itu seringkali membuat orang tersesat sehingga lupa pada tujuan hidupnya sebagai musafir menuju alam akhir.

Ibarat pemula yang menunaikan ibadah haji, dia pasti disibukkan dengan segala persiapan dan perbekalan maupun perlengkapan kendaraannya, sehingga akhirnya dia pun tertinggal oleh rombongannya dan gagal menunaikan ibadah haji, malah dimangsa oleh binatang buas di padang pasir.

Itulah dunia yang tercela dan yang menghancurkan. Padahal substansinya adalah ladang akhirat. Kehidupan dunia merupakan salah satu fase perjalanan menuju Allah Swt. la ibarat perumahan yang dibangun di tengah jalan. Di situ segala bekal perjalanan dipersiapkan dan disimpan. Siapa pun yang mempersiapkan dan mengambil bekal perjalanannya di situ sekadar kebutuhan, seperti bekal makanan, pakaian, menikah dan kebutuhan lain, maka la benar-benar menanam tanaman dan akan dipetiknya kelak di akhirat.

Tetapi, barangsiapa melebihi batas dalam mengambil bekal dan terlena olehnya, maka dia bakal binasa. Menurut Imam al-Ghazali hidup di dunia, ibarat suatu kaum yang mengendarai sebuah kapal. Di suatu pulau, kapal itu berlabuh. Para awak kapal menyuruh penumpang turun untuk melihat-lihat kondisi alam di pulau tersebut dan sekaligus memenuhi hajat yang diperlukan.

Akan tetapi, mereka diliputi kekhawatiran tertinggal oleh kapal dan tempatnya diambil alih orang lain. Maka, reaksi mereka pun berbeda-beda satu sama lain.

Ada yang segera turun dan memenuhi hajat kebutuhannya, lalu segera kembali ke kapal sehingga mendapatkan tempat yang luas dan masih kosong.

Ada yang terlena menyaksikan panorama pulau itu, sehingga terlambat naik ke kapal dan akibatnya dia pun tidak mendapatkan tempat yang cukup luas untuk dirinya berikut buah tangan yang dibawanya. Karenanya, buah tangannya itu terpaksa dipikul di atas bahunya hingga ke tempat tujuan.

Demikianlah ilustrasi kehidupan di alam dunia bila dikaitkan dengan kehidupan akhirat. Orang yang mengenal dirinya sendiri, akan mengenal Tuhannya. Siapa yang mengenal perhiasan dunia dan mengenal akhirat, maka la akan menyaksikan dengan cahaya jiwa, betapa kehidupan dunia itu bertentangan dengan kehidupan akhirat. Salah satunya adalah, bahwa seseorang tidak akan mencapai kebahagiaan di akhirat, kecuali jika menghadap Allah Swt. dengan ma'rifat dan mahabbah kepada-Nya. Dan mahabbah tidak akan bisa dicapai, kecuali dengan melanggengkan dzikir.

Demikian pula ma'rifat kepada-Nya tidak akan teraih, kecuali dengan terus "mencari" dan "berpikir". Dan keduanya tidak dapat dilakukan, kecuali menghindarkan diri dari kesibukan duniawi. Sebab, cinta dan ma'rifat kepada Allah tidak akan pernah bersandar di hati, kecuali bila hati itu sendiri terlepas dari rasa cinta kepada selain Allah Swt. Namun perhatikan peringatan Allah dalam al-Qur'an dan al--Sunnah. Allah Swt. berfirman yang artinya: "Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna ..." (Q.S. Hud: 15).

Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya dunia itu dilaknat, berikut segenap isinya juga dilaknat, kecuali jika disertai untuk tujuan kepada Allah Swt.

Dari penjelasan di atas,? sudahlah jelas bahwa dunia adalah rumah jamuan bagi orang yang lewat. Bahkan rumah para penghuni, orang-orang yang lewat memanfaatkan mengambil bekal perjalanan, seperi pemanfaatan barang pinjaman. Kemudian dipindahkan kepada orang berikutnya dengan hati yang lapang tanpa ada rasa ketergantungan hati terhadap apa yang beralih dari tangannya. Bukannya seperti orang yang menyesal ketika dunianya berakhir ke tangan orang lain...

Senin, 05 November 2012

audio dan video codecs media player

di sini saya memberikan petunjuk berbagai software player & codec nya
kunjungi link berikut lihat sekarang

Sabtu, 03 November 2012

perubahan windows xp ke windows 7 & 8

sob sobat yang sudah bosan dengan tampilan xp,bisa beralih ke windows 7 dan 8
link berikut akan menunjukkan jalan di mana sofware ini mempunyai banyak fitur file
yang sangat lengkap anda bisa kunjungi sekarang

Kamis, 01 November 2012

jawa pantunan

Numpak sedhan nganggo blangkon
angkutan umum dadi becax
mbiyen premium saiki pertamax
wong luwe ora kongang ngadeg

Wis suwe ora mangan gudheg
wani mbanting oleh dedeg
ayo mancing golek dheleg
ngadeg jejeg nyungggi klapa
ora kaya ewuhe nyunggi duren
ora bisa ngadeg bukane apa-apa
ning merga lemes saking olehe keluwen

Tuku gabah ning Semarang
Gabah garing sekepelan
Ra Masalah wedhok lanang
Sing penting duwe bolongan

Nyolong waja tekan balongan
olehe ngedol adoh tekan SUMUT
Bolongan aja sembarang bolongan
bolongan kudu sing iso ngemut
Saka balongan nganti tekan sumut
mung saderma golek kuthuk

Bolongan apa tah sing isa ngemut
ya kuwi sing di arani tutuk
jare Durno, bojone jaran
dede kulo, anakke setan

Awan-awan mangan gethuk
bubar mangan kok ngantuk
saben dina sangu rantangan
isine rantang katon methuthuk
Aku pancen bubar mangan
ning ora mangan gethuk

Ono Teklek kejegur kalen…
Tinimbang nggolek mendingan balen…
Pit Abang
Pite mas Mantri
Nek ngesun Kembang
aku ya ngantri

Bude teko nggowo bolu…
Ngakune joko anake telu
mangan jadah, enteke telu
najan simbah, adhi kelasmu

Nang medan ana terminal Amplas
yen udan kebanjiran nggo susuh kodok
lha mosok ora nduwe ide babar blas
apa ide kuwi di monopoli kaum ortodoks
siji loro telu papat
lima enem pitu wolu
biji loro tetep hebat
angger kembang melu ngguyu

Siji loro telu
astane sedheku
mirengake simbah mu
menawa di dangu
mangan bakwan anget-anget
dipangan karo lombok abang
awan-awan kok adus kringet
luwih penak yen di dus i kembang
kembang mlati kembang kenongo
ojo ganti, mengko gelo
dondong opo salak
duku cilik cilik
ngandong opo mbecak
mlaku timik timik

Bekicot nempel katok
Nyocot thok
Ndelok Monas seko Tugu
Ben ra panas jejer aku
Wit Gedang Awoh Pakel
Omong Gampang Nglakoni Angel
wit Pakel kesrempet bis kota
najan angel tetep usaha
Jajah deso milangkori
Gadjahbengko cen ngangeni
Nyangking Ember Kiwo-Tengen
Lungguh Jejer Tombo Kangen
Esuk Nyuling Sore Nyuling, Sulinge Arek Surabaya
Esuk eling Sore eling, sing dieling ra rumangsa
Pithik walik mangan peyek
isih cilik betah melek (hi hi hi… ciblek)



Dan inilah dia gan kumpulan dari contoh pantun jawa :

Bude teko nggowo bolu…
Ngakune joko anake telu
mangan jadah, enteke telu
najan simbah, adhi kelasmu

Numpak sedhan nganggo blangkon
angkutan umum dadi becax
mbiyen premium saiki pertamax
wong luwe ora kongang ngadeg

Tuku gabah ning Semarang
Gabah garing sekepelan
Ra Masalah wedhok lanang
Sing penting duwe bolongan

Nyolong waja tekan balongan
olehe ngedol adoh tekan SUMUT
Bolongan aja sembarang bolongan
bolongan kudu sing iso ngemut
Saka balongan nganti tekan sumut
mung saderma golek kuthuk

Bolongan apa tah sing isa ngemut
ya kuwi sing di arani tutuk
jare Durno, bojone jaran
dede kulo, anakke setan

Ono Teklek kejegur kalen…
Tinimbang nggolek mendingan balen…
Pit Abang
Pite mas Mantri
Nek ngesun Kembang
aku ya ngantri

Lelene mati ditutuk
Gowo mrene tak sujanane
Yen merene ra nate petuk
Ndang merene tak entenane

Putih-putih kembang randu
Kuning abang kembang palase
Ati seddih nang awak kuru
Kelingan adik ayu rupane

apa weruh mobat-mabite
Wong baita kaisen toya
Sopo weruh bibit kawite
Wong sak dunyo ra ono sing liya

Sawunggaling carito kuno
Sing digawe kayune jati
Yen eling dang sambangono
Ojo gawe gelaning ati

Wis suwe ora mangan gudheg
wani mbanting oleh dedeg
ayo mancing golek dheleg
ngadeg jejeg nyungggi klapa
ora kaya ewuhe nyunggi duren
ora bisa ngadeg bukane apa-apa
ning merga lemes saking olehe keluwen

medan ana terminal Amplas
yen udan kebanjiran nggo susuh kodok
lha mosok ora nduwe ide babar blas
apa ide kuwi di monopoli kaum ortodoks
siji loro telu papat
lima enem pitu wolu
biji loro tetep hebat
angger kembang melu ngguyu

Siji loro telu
astane sedheku
mirengake simbah mu
menawa di dangu
mangan bakwan anget-anget
dipangan karo lombok abang
awan-awan kok adus kringet
luwih penak yen di dus i kembang
kembang mlati kembang kenongo
ojo ganti, mengko gelo
dondong opo salak
duku cilik cilik
ngandong opo mbecak
mlaku timik timik

Bekicot nempel katok
Nyocot thok
Ndelok Monas seko Tugu
Ben ra panas jejer aku
Wit Gedang Awoh Pakel
Omong Gampang Nglakoni Angel
wit Pakel kesrempet bis kota
najan angel tetep usaha
Jajah deso milangkori
Gadjahbengko cen ngangeni
Nyangking Ember Kiwo-Tengen
Lungguh Jejer Tombo Kangen
Esuk Nyuling Sore Nyuling, Sulinge Arek Surabaya
Esuk eling Sore eling, sing dieling ra rumangsa
Pithik walik mangan peyek
isih cilik betah melek (hi hi hi… ciblek)

Awan-awan mangan gethuk
bubar mangan kok ngantuk
saben dina sangu rantangan
isine rantang katon methuthuk
Aku pancen bubar mangan
ning ora mangan gethuk