Sahabat Indonesia yang baik, berikut adalah resume Mario Teguh Golden Ways (MTGW) MetroTV edisi 13 Februari 2011, dengan episode Jodoh di Tangan siapa Budaya
ditengah-tengah masyarakat kita yang menggunakan kata “Jodoh ditangan
Tuhan” adalah sebagai cara mendamaikan diri karena perjodohan yang tidak
baik.
Salah satu kemerdekaan yang paling indah dalam hidup kita adalah kebebasan memilih.
Sebagian orang menyerahkan haknya untuk memilih, lalu mengharuskan orang lain bertanggung jawab atas kualitas hidupnya.
Karena Tuhan telah menyerahkan kepada kita, maka marilah kita ambil tanggung jawab itu; dan jangan kita pisahkan “jodoh” dari urusan lain seperti kesehatan, kedamaian hati, rejeki dan lain-lain.
Tidak ada yang khusus dalam memilih
jodoh, sama seperti kita memeilih rumah, mobil, juga sama seperti kita
memilih makanan yang menyehatkan kita. Hanya jodoh dampaknya panjang,
karena salah satu kesalahan terbesar dalam hidup ini adalah salah
mempercayai orang.
Gaya hidup di kota2 besar mempersempit diri kita untuk menjadi pribadi yang damai dan jatuh cinta karena kedamaian.
Kalau kita sulit menemukan orang2 untuk
dicintai, maka perbaiki dulu diri kita dalm hidup ini supaya kita lebih
mudah didatangi cinta.
Untuk anda yang masih muda, berhati-hati
lah dalam membangun nama; jika anda ingin membangun nama yang baik,
gunakanlah nama yang akan dikenal sampai anda nanti menjadi seorang yang
besar.
Jadi gunakanlah nama yang baik; jangan gunakan singkatan2, sehingga anda kelihatan terlalu sibuk untuk untuk menghormati orang.
Jangan mengajari orang untuk mengabaikan anda, anda membutuhkan perhatian orang yang indah dan sepenuhnya dari orang lain.
Nasib adalah ditangan kita sendiri karena Tuhan telah memberikan kewenangan untuk membangun nasib kepada kita.
Sebetulnya bukan hanya nasib yang telah diserahkan kepada kita, tetapi yang jarang kita sadari adalah kelas dari nasib.
Baik atau buruk nasib itu akan selalu ada, yang harus kita bangun adalah kelas dari nasib itu sendiri.
Itu sebabnya orang yang berilmu itu
dinaikkan derajatnya satu atau dua tingkat, karena dengan ilmu dia akan
meningkatkan kelas LifeStyle-nya, plihan2nya, orang2 yang dijadikannya
panutan atau orang2 yang dijadikannya target perbaikan.
Kalau Tuhan sudah menyerahkan kewenangan nasib kepada kita, maka ambil-lah kewenangan itu.
Ada suatu ketetapan, “wanita baik-baik untuk pria yang baik-baik, wanita yang keji untuk pria yang keji”.
Jika ada yang mengatakan “Saya wanita baik-baik, kenapa berpasangan dengan lelaki yang keji?”,
Pertama, dia harus
introspeksi, bahwa dia harus memperbaiki diri. Keluhan kita mengenai
pasangan, mungkin lebih baik dihentikan. Kalau kita merasa pasangan kita
tidak menghormati kita, jadilah pribadi yang pantas dihormati.
Karena hukumnya adalah “Wanita terhormat akan dipasangkan dengan Pria terhormat”.
Kedua, kata keji bisa
berarti orang baik yang membiarkan dirinya disiksa, itu telah berlaku
keji kepada dirinya sendiri. Karena wanita yang terbaik dan yang paling
pantas untuk dimiliki, tidak bisa dimiliki; karena wanita itu sangat
mandiri, kuat, tegas; tidak mungkin laki2 berani sembarangan yang
memperlakukannya.
Jadi.., orang2 yang memilih untuk menjadi yang berwenang dalam kehidupannya, memilih dengan baik, memutuskan
dengan baik, lalu memutuskan dengan
baik; kan dipantaskan dalam pergaulan yang baik, dalam perkenalan, dalam
hubungan dan bahkan dalam pernikahan yang baik.
Jadilah pribadi yang siap untuk
dikenalkan oleh Tuhan kepada belahan jiwa kita. Sesungguhnya belahan
jiwa anda sudah dilahirkan. Dan jika anda sudah siap, Tuhan akan mempertemukannya.
Belahan jiwa ini mudah2an orang yang
sedang meningkatkan kualitas, itu sebabnya kita juga jadilah orang yang
sedang meningkatkan kualitas.
Jadi bukan jodoh yang anda pikirkan,
tapi jadikanlah diri anda menjadi yang sepantas-pantasnya bagi belahan
jiwa yang sebaik-baiknya. Lalu bergaul-lah, bagaimana mungkin anda bisa
dipertemukan jika tidak mau bergaul. Itu sebabnya silaturahmi itu
penting.
Orang-orang yang bertanggung jawab bagi
kebaikan orang lain, rejeki-nya akan besar. Dan salah satu cara untuk
mengumpulkan tanggung jawab itu adalah pernikahan.
Karena nikah itu adalah pilihan, marilah kita memohon agar Tuhan memuliakan kita dalam pilihan2 kita.
Nasehat untuk pernikahan itu lebih banyak diminta setelah pernikahan daripada sebelum pernikahan.
Kita sulit dinasihati sebelum menikah.
Setelah menikah kebanyakan dari kita kehilangan kepercayaan, karena
melihat kenyataan yang sesungguhnya dari pasangan kita.
Memang cinta itu dibuat seperti membutakan kita. Sebetulnya cinta itu tidak buta, cinta itu melumpuhkan logika.
Kalau kita tahu bahwa nasihat itu akan
dibutuhkan setelah pernikahan; pastikan anda belajar semua ilmu mengenai
kebaikan hidup dalam pernikahan, sebelum anda jatuh cinta – ketika anda
masih logis.
Perhatikanlah kedua do’a berikut:
Ya Tuhan… berikan aku jodoh yang rupawan, yang mapan, yang setia dan menyayangi aku agarku bahagia dan terjamin dimasa depanku.
Ya Tuhan.. isilah hatiku dengan
kasih sayang, baikkan-lah rejekiku, elokkan-lah pekertiku agar aku bisa
membahagiakan jiwa yang akan KAU jodohkan denganku.
Do’a pertama berfokus pada kesenangan
dirinya, tidak peduli pasangannya. Sementara do’a kedua berfokus pada
kebahagiaan orang ini nanti.
Jadi kekhawatirannya, belajarnya,
bekerjanya, tampilnya adalah agar jiwa yang akan dijodohkan oleh Tuhan
itu menjadi jiwa yang dimuliakannya.
Maka mintalah kepada Tuhan, lalu
upayakan do’a itu menjadi cara hidup anda; yang membangun kualitas diri
setinggi mungkin, agar Tuhan menjodohkan kita dengan sebaik-baiknya
jiwa.
Memang betul kita yang memilih dan Tuhan
menyetujui, tetapi kata2 “Tuhan Maha Pengasih” itu termasuk melebihkan
kasih, kepada orang yang melebihkan kasih kepada Tuhan.
Untuk itu datanglah lebih dekat kepada
Tuhan, berserahlah, kita yang memilih, tetapi Tuhan adalah
sebaik-baiknya penyelesai malasah.
Tuhan yang mewakili kita dalam
keputusan2 kita, maka kita memohon supaya Tuhan memutuskan yang terbaik
bagi kita, karena niat kita ingin membahagiakan sang belahan jiwa,
dengan penuh keimanan; kemudian memuliakan keluarga dan sesama.
Demikian resume singkat Mario Teguh Golden Ways.