Rabu, 24 Oktober 2012

jodoh di tangan siapa ya...

Sahabat Indonesia yang baik, berikut adalah resume Mario Teguh Golden Ways (MTGW) MetroTV edisi 13 Februari 2011, dengan episode Jodoh di Tangan siapa Budaya ditengah-tengah masyarakat kita yang menggunakan kata “Jodoh ditangan Tuhan” adalah sebagai cara mendamaikan diri karena perjodohan yang tidak baik.
Salah satu kemerdekaan yang paling indah dalam hidup kita adalah kebebasan memilih.
Sebagian orang menyerahkan haknya untuk memilih, lalu mengharuskan orang lain bertanggung jawab atas kualitas hidupnya.

Karena Tuhan telah menyerahkan kepada kita, maka marilah kita ambil tanggung  jawab itu; dan jangan kita pisahkan “jodoh” dari urusan lain seperti kesehatan, kedamaian hati, rejeki dan lain-lain.
Tidak ada yang khusus dalam memilih jodoh, sama seperti kita memeilih rumah, mobil, juga sama seperti kita memilih makanan yang menyehatkan kita. Hanya jodoh dampaknya panjang, karena salah satu kesalahan terbesar dalam  hidup ini adalah salah mempercayai orang.
Gaya hidup di kota2 besar mempersempit diri kita untuk menjadi pribadi yang damai dan jatuh cinta karena kedamaian.
Kalau kita sulit menemukan orang2 untuk dicintai, maka perbaiki dulu diri kita dalm hidup ini supaya kita lebih mudah didatangi cinta.
Untuk anda yang masih muda, berhati-hati lah dalam membangun nama; jika anda ingin membangun nama yang baik, gunakanlah nama yang akan dikenal sampai anda nanti menjadi seorang yang besar.
Jadi gunakanlah nama yang baik; jangan gunakan singkatan2, sehingga anda kelihatan terlalu sibuk untuk untuk menghormati orang.
Jangan mengajari orang untuk mengabaikan anda, anda membutuhkan perhatian orang yang indah dan sepenuhnya dari orang lain.
Nasib adalah ditangan kita sendiri karena Tuhan telah memberikan kewenangan untuk membangun nasib kepada kita.
Sebetulnya bukan hanya nasib yang telah diserahkan kepada kita, tetapi yang jarang kita sadari adalah kelas dari nasib.
Baik atau buruk nasib itu akan selalu ada, yang harus kita bangun adalah kelas dari nasib itu sendiri.
Itu sebabnya orang yang berilmu itu dinaikkan derajatnya satu atau dua tingkat, karena dengan ilmu dia akan meningkatkan kelas LifeStyle-nya, plihan2nya, orang2 yang dijadikannya panutan atau orang2 yang dijadikannya target perbaikan.
Kalau Tuhan sudah menyerahkan kewenangan nasib kepada kita, maka ambil-lah kewenangan itu.
Ada suatu ketetapan, “wanita baik-baik untuk pria yang baik-baik, wanita yang keji untuk pria yang keji”.
Jika ada yang mengatakan “Saya wanita baik-baik, kenapa berpasangan dengan lelaki yang keji?”,
Pertama, dia harus introspeksi, bahwa dia harus memperbaiki diri. Keluhan kita mengenai pasangan, mungkin lebih baik dihentikan. Kalau kita merasa pasangan kita tidak menghormati kita, jadilah pribadi yang pantas dihormati.
Karena hukumnya adalah “Wanita terhormat akan dipasangkan dengan Pria terhormat”.
Kedua, kata keji bisa berarti orang baik yang membiarkan dirinya disiksa, itu telah berlaku keji kepada dirinya sendiri. Karena wanita yang terbaik dan yang paling pantas untuk dimiliki, tidak bisa dimiliki; karena wanita itu sangat mandiri, kuat, tegas; tidak mungkin laki2 berani sembarangan yang memperlakukannya.
Jadi.., orang2 yang memilih untuk menjadi yang berwenang dalam kehidupannya, memilih dengan baik, memutuskan
dengan baik, lalu memutuskan dengan baik; kan dipantaskan dalam pergaulan yang baik, dalam perkenalan, dalam hubungan dan bahkan dalam pernikahan yang baik.
Jadilah pribadi yang siap untuk dikenalkan oleh Tuhan kepada belahan jiwa kita. Sesungguhnya belahan jiwa anda sudah dilahirkan. Dan jika anda sudah siap, Tuhan akan mempertemukannya.
Belahan jiwa ini mudah2an orang yang sedang meningkatkan kualitas, itu sebabnya kita juga jadilah orang yang sedang meningkatkan kualitas.
Jadi bukan jodoh yang anda pikirkan, tapi jadikanlah diri anda menjadi yang sepantas-pantasnya bagi belahan jiwa yang sebaik-baiknya. Lalu bergaul-lah, bagaimana mungkin anda bisa dipertemukan jika tidak mau bergaul. Itu sebabnya silaturahmi itu penting.
Orang-orang yang bertanggung jawab bagi kebaikan orang lain, rejeki-nya akan besar. Dan salah satu cara untuk mengumpulkan tanggung jawab itu adalah pernikahan.
Karena nikah itu adalah pilihan, marilah kita memohon agar Tuhan memuliakan kita dalam pilihan2 kita.
Nasehat untuk pernikahan itu lebih banyak diminta setelah pernikahan daripada sebelum pernikahan.
Kita sulit dinasihati sebelum menikah. Setelah menikah kebanyakan dari kita kehilangan kepercayaan, karena melihat kenyataan yang sesungguhnya dari pasangan kita.
Memang cinta itu dibuat seperti membutakan kita. Sebetulnya cinta itu tidak buta, cinta itu melumpuhkan logika.
Kalau kita tahu bahwa nasihat itu akan dibutuhkan setelah pernikahan; pastikan anda belajar semua ilmu mengenai kebaikan hidup dalam pernikahan, sebelum anda jatuh cinta – ketika anda masih logis.
Perhatikanlah kedua do’a berikut:
Ya Tuhan… berikan aku jodoh yang rupawan, yang mapan, yang setia dan menyayangi aku agarku bahagia dan terjamin dimasa depanku.
Ya Tuhan.. isilah hatiku dengan kasih sayang, baikkan-lah rejekiku, elokkan-lah pekertiku agar aku bisa membahagiakan jiwa yang akan KAU jodohkan denganku.
Do’a pertama berfokus pada kesenangan dirinya, tidak peduli pasangannya. Sementara do’a kedua berfokus pada kebahagiaan orang ini nanti.
Jadi kekhawatirannya, belajarnya, bekerjanya, tampilnya adalah agar jiwa yang akan dijodohkan oleh Tuhan itu menjadi jiwa yang dimuliakannya.
Maka mintalah kepada Tuhan, lalu upayakan do’a itu menjadi cara hidup anda; yang membangun kualitas diri setinggi mungkin, agar Tuhan menjodohkan kita dengan sebaik-baiknya jiwa.
Memang betul kita yang memilih dan Tuhan menyetujui, tetapi kata2 “Tuhan Maha Pengasih” itu termasuk melebihkan kasih, kepada orang yang melebihkan kasih kepada Tuhan.
Untuk itu datanglah lebih dekat kepada Tuhan, berserahlah, kita yang memilih, tetapi Tuhan adalah sebaik-baiknya penyelesai malasah.
Tuhan yang mewakili kita dalam keputusan2 kita, maka kita memohon supaya Tuhan memutuskan yang terbaik bagi kita, karena niat kita ingin membahagiakan sang belahan jiwa, dengan penuh keimanan; kemudian memuliakan keluarga dan sesama.
Demikian resume singkat Mario Teguh Golden Ways.